Jangan Bikin Konsep Bisnis Yang Bikin Pusing Kepala

Tidak sedikit pelaku bisnis kecil yang mengalami kebingungan ketika usahanya tidak berkembang atau justru malah mengempis/ menyusut. Hal ini bisa terkait dengan banyak factor, tapi ada satu hal yang paling sering menjadi penyebabnya. Yaitu tidak adanya konsep bisnis. 
(Silahkan baca : 4 penyebab bisnis kecil sulit berkembang )

Jangankan bicara masalah konsep, mendengar kata tersebut saja kadang sudah membuat pelaku bisnis kecil pusing-pusing, badan panas dingin, kadang disertai mutah mutah…..eh emangnya masuk angin.
Padahal konsep itu sendiri dalam bahasa sederhana bisa diartikan sebagai perencanaan atau rancangan. Jadi mungkin akan lebih nyaman jika menggunakan istilah rancangan/ perencanaan bisnis, daripada konsep bisnis. Dan sebuah perencanaan bisnis sebaiknya tidak rumit. Sesuaikan dengan kemampuan kita. Jangan sampai baru bikin konsepnya saja sudah bikin sakit kepala, apalagi nanti menjalankannya.

Perencanaan bisnis ini ada baiknya juga jika dilakukan saat awal mulai bisnis, namun tidak masalah  jika setelah kita mulai menjalankan bisnis tersebut dan mulai mempunyai gambaran lebih jelas, kita mulai rancang lebih detail seperti apa bisnis kita.
Membuat rencana bisnis kecil

Beberapa poin yang perlu kita perhatikan dalam menyusun konsep atau perencanaan bisnis. Apa saja yang harus dimasukkan dalam rencana bisnis kita?

1. Konsumen.
Konsumen merupakan hal utama yang menentukan kelangsungan suatu bisnis. Konsumen seperti apa yang menjadi target bisnis kita? Apakah jumlah mereka cukup besar? Dan bagaimana cara kita  untuk menggaet mereka?
Perlu diupayakan untuk menetapkan secara lebih spesifik target market, namun jika tidak mampu, tidak masalah. Jangan sampai  hal tersebut menjadi alasan kita untuk menunda mulai menjalankan bisnis.
Pemasaran yang fokus pada target market yang dituju, mempunyai potensi keberhasilan yang tinggi. Spesifikasi konsumen ini juga berguna untuk memudahkan kita memberikan pelayanan yang tepat sesuai yang mereka butuhkan.
Terkadang memang, orang yang membeli produk kita bukanlah target market yang sebenarnya kita tuju. Namun umumnya jumlahnya tidak sebanyak target konsumen kita.

2. Produk.
Setelah kita tahu siapa serta berapa perkiraan jumlah target konsumen, kita tentukan produk seperti apa yang akan kita tawarkan pada calon konsumen tersebut? Tentu produknya harus menjadi bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan bagi target market kita.
Kebutuhan konsumen bisa saja sama, namun terkadang mereka punya keinginan yang berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Misalnya kebutuhan makan. Jika dulu kebutuhan makan tersebut bisa terpenuhi dengan sepiring nasi serta ayam goreng sebagai lauknya. Mungkin sekarang mereka menginginkan lauk yang berbeda, seperti ayam yang dibakar, ayam yang digoreng dengan lapisan crispy, dll.
Dengan menambahkan beberapa keunggulan baru pada produk yang sudah ada, itu bisa memperkuat penawaran produk kita.

3. Modal.
Berapa modalnya untuk menjalankan perencanaan bisnis kita? kita bisa menghitung berapa modal yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis serta meningkatkan bisnis kita.
Namun modal tersebut tidak perlu harus 100% ada, baru kita mulai menjalankan bisnis. Kita bisa mulai bisnis dengan modal yang sudah kita miliki. Sambil jalan, selama cara pengaturan keuangan kita benar, kekurangan modal yang kita butuhkan akan terpenuhi dengan sendirinya.
Kalau tidak sangat terpaksa, upayakan tidak meminjam uang untuk modal memulai usaha.

4. Pesaing.
Terkadang kita kuatir dengan adanya pesaing karena takut kalah. Namun justru dengan adanya pesaing ini kita bisa lebih mudah untuk memasuki sebuah market. Yang perlu kita lakukan hanyalah mengamati, meniru serta memodifikasi apa yang dilakukan oleh pesaing, sehingga kita bisa menawarkan produk atau jasa yang lebih baik kepada konsumen.
Jika tidak ada pesaing, seharusnya kita harus lebih hati-hati, karena tidak ada pembanding. Dan jika kita menemukan sebuah market/ pasar dan disitu tidak ada pemain/ pelaku bisnis yang menggarapnya. Kita harus mencari tahu, mengapa tidak ada pelaku bisnis yang menggarapnya. Apakah mereka belum melihat market tersebut? Atau pernah ada yang mencoba tetapi gagal? dan tidak ada yang mencobanya lagi karena cukup sulit.

5. Pengembangan.
Pengembangan sebuah bisnis adalah keharusan. Sebuah bisnis yang tidak berkembang, akan sangat mudah mati. Perkembangan ini bisa dengan mengembangkan jumlah konsumen, mengembangkan jumlah atau kualitas produk/ jasa.
Namun yang jelas kita harus kembangkan bisnis sesuai dengan kebutuhan konsumen.

5 poin diatas bisa kita jadikan acuan untuk membuat perencanaan bisnis kecil kita. Ambil kertas kosong, tuliskan ke 5 poin tersebut, lalu kemudian kita tulis apa yang akan kita ketahui dan apa yang akan kita lakukan.

Tararaaaam.... jadilah sebuah konsep bisnis. :D
Dan jadikan konsep tersebut sebagai acuan kita dalam menjalankan bisnis, agar kita tetap bisa fokus serta konsisten dalam berbisnis.

Jika suatu sa’at nanti konsep tersebut sudah tidak sesuai, kita bisa menyesuaikannya lagi.

Bagaimana menurut anda?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post