Mengapa Bisnis Kecil Menjadi Sulit

Banyak orang yang awalnya percaya dengan menjadi pelaku bisnis, mereka akan mendapatkan kebebasan finansial (kaya) dan kebebasan waktu sehingga bisa bersantai-santai. Namun dalam perjalanan mereka merintis bisnis kecil, mereka mendapatkan kenyataan bahwa bisnis itu sulit. Menghabiskan banyak waktu, tenaga dan pikiran, sementara secara finansial belum nampak adanya tanda-tanda kebebasan itu.

Hal tersebut seringkali membuat mereka merasa terjebak dalam bisnis tersebut. Dan inilah salah satu penyebab semakin sulitnya sebuah bisnis. Karena mereka kehilangan semangat dan kegembiraan menjalankan bisnis.

Padahal jika tahu ilmunya dan mau berusaha sungguh-sungguh menerapkannya, kebebasan finansial dan kebebasan waktu, bukanlah suatu yang mustahil.

Kerja keras tanpa kerja cerdas, membuat proses perintisan bisnis menjadi sulit bahkan bisa jadi justru membuat bisnis terpuruk.

Ada beberapa penyebab sebuah bisnis kecil menjadi sulit untuk dijalankan :

Tidak mempunyai cukup ilmu

Semua ada ilmunya, ada caranya. Dalam Islam ada sebuah ajaran yang menyatakan “untuk mendapatkan dunia ada ilmunya, dan untuk mendapatkan akhirat juga ada ilmunya”.

Sangat sedikit dari pelaku bisnis kecil yang mempunyai cukup ilmu mengenai bisnis yang mereka jalankan. Yang jadi masalah ketika kita tidak mau belajar untuk menambah ilmu, baik karena merasa sudah tahu, sudah pintar, sudah berpengalaman atau karena malas.

Padahal ilmu mengenai bisnis itu sangat banyak dan terus berkembang. Sehingga tidak heran jika ada ribuan artikel, makalah, buku mengenai bisnis, bahkan kursus, pelatihan maupun kuliah mengenai bisnis.

Untuk membuat bisnis berjalan dengan baik ada ilmunya. Semakin besar bisnis yang dijalankan, semakin besar dan komplek ilmu yang dibutuhkan.

Sebenarnya kalau mau, tidak ada alasan kita untuk mendapatkan ilmu mengenai bisnis ini. Di internet banyak sekali ilmu bisnis bertebaran. kita bisa memilih yang gratis atau yang berbayar.

Banyak Ilmu yang dibagi secara gratis di internet, bukan ilmu kacangan, yang sekedar teori. Tidak sedikit para pelaku bisnis yang ahli dibidangnya masing-masing, berbagi ilmu dan pengalaman mereka. Kita tinggal memilih mana yang sesuai dengan kita, baik bidang usaha, metode bisnis, maupun cara penyampaian. terkadang cara penyampaian mereka tidak berurutan dan terstruktur. Karena banyak praktisi bisnis yang tidak pandai merangkai kata menjadi teori, apalagi puisi ... he he he
Mengapa Bisnis Kecil Menjadi Sulit

Tidak mau belajar

Kata belajar seringkali dikaitkan dengan pendidikan formal. Ketika pendidikan formal sudah selesai, kata belajar seolah menjadi sebuah kata yang tabu. Padahal belajar itu sendiri bisa diterapkan pada apa, dari mana dan dimana saja.

Belajar itu sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan. Walaupun kita bekerja keras tanpa belajar, kemampuan kita tidak akan meningkat. Dan tentu saja jika kemampuan tidak meningkat, maka hasil yang kita peroleh tentu saja sulit untuk meningkat.

Sebagai gambaran, misalnya seorang yang mencari nafkah dengan mengandalkan tenaganya, umpamanya seorang kuli bangunan, walaupun sudah bekerja keras, tapi tanpa belajar tentu akan sulit untuk meningkatkan hasil yang diperoleh, bahkan justru akan menurun ketika kemampuan tenaganya berkurang.

Misalnya kuli bangunan tersebut mau belajar cara menjadi tukang, maka dia bisa naik level menjadi tukang. Tentu bayaran seorang tukang lebih tinggi dari pada bayaran kuli bangunan.

Jika kemudian ia terus bekerja keras dan belajar, bisa jadi akan ia menjadi seorang kepala tukang/ mandor, dengan bayaran yang lebih besar dari seorang tukang.  

Jika kemudian ia terus belajar, mengenai bahan, harga dan beberapa hal terkait, tidak menutup kemungkinan ia bisa menjadi pemborong. Hasil yang diperoleh seorang pemborong, tentu lebih besar daripada seorang mandor. Dan begitu seterusnya.

Tidak mau menerapkan ilmu yang dipunyai

Walaupun sudah mempunyai ilmu mengenai bisnis, tidak menjamin bisnisnya akan berkembang dengan baik. Ilmu yang dimiliki menjadi tidak bermanfaat jika tidak diterapkan.

Tidak diterapkannya sebuah ilmu mengenai bisnis ini, bisa disebabkan oleh ada rasa tidak percaya dengan ilmu tersebut, menganggapnya hanyalah sebuah teori belaka yang tidak bisa diterapkan. Bisa juga karena tergoda untuk mempelajari ilmu yang lain atau memang malas.

Memilih sumber dan metode yang dipercaya serta sesuai dengan kita itu sangat penting. Karena dengan itu kita akan percaya bahwa ilmu terebut bisa diterapkan dan metodenya pun sesuai, sehingga akan lebih mudah untuk kita menerapkannya.

Tidak heran jika ada orang yang sangat pandai mengenai bisnis. Banyak kursus dan pelatihan yang mereka ikuti. Banyak teori yang mereka pelajari. Namun bisnis yang mereka jalankan tidak bisa berkembang baik.  Karena mereka tidak menerapkan ilmu yang mereka miliki.

Tidak mau berubah

Ini poin terpenting dan paling sering dilakukan oleh pelaku bisnis kecil, “Tidak mau berubah”. Perubahan jaman membawa banyak perubahan pada perilaku manusia. Bisnis itu hakekatnya adalah mengenai upaya memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia tidak berubah, namun cara memenuhi kebutuhan itu yang berubah.

Sebagai misal kebutuhan manusia untuk berkomunikasi. Kalau untuk berkomunikasi jarak jauh pada jaman dulu, orang menggunakan surat. Kita bisa menjual kertas surat, amplop serta perangko. Karena perkembangan jaman, kebanyakan orang sudah tidak mau lagi repot-repot menulis surat, menempel perangko dan mengirimkannya. Cukup kirim lewat sms, bbm, email dll. Hanya dengan pencet-pencet, kabar terkirim. Mudah, cepat dan murah.

Jika kita tetap ngotot tidak mau berubah, tetap menjual kertas surat, amplop dan perangko, rasanya agak sulit untuk jalan. Kalau masih mau tetap berjualan kertas surat, amplop maupun perangko, bisa saja namun harus ada berubahan, misalnya pada konsumen yang dibidik, atau cara memasarkannya.

Bagaimana menurut kamu? iya kamu :D





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post