Banyak pelakubisnis kecil yang tidak mendapat bayaran. Padahal kita berhak mendapat bayaran
atas pekerjaan kita. Karena kita bekerja pada bisnis kita, baik itu outlet
ataupun produksi, maka kita berhak mendapat bayaran dari outlet atau industri kita.
Kita tidakmendapat bayaran, tetapi seringkali kita menggunakan uang yang ada untuk berbagai
keperluan. Padahal uang yang ada tersebut mungkin uang bisnis yang seharusnya
untuk membayar tagihan barang yang jatuh tempo atau membeli bahan baku untuk
memproduksi pesanan dari pelanggan.
Memisahkan keuangan pribadi dan keuangan bisnis sangatlah penting.
Kita bisa
menggunakan uang pribadi untuk keperluan pribadi. Segala sesuatu terkait
pengeluaran pribadi, biaya hidup, kebutuhan rumah tangga, biaya sekolah, harus
dibayar dengan uang pribadi.
Uang bisnis hanya
boleh digunakan untuk keperluan bisnis. Pembelian bahan baku, pembayaran ongkos
kirim barang, biaya produksi dan lain sebagainya, bisa kita gunakan uang
bisnis.
Jika kita
menggunakan uang bisnis, untuk keperluan pribadi, maka keuangan bisnis bisa
terganggu. Bahkan jika uang yang kita gunakan cukup banyak, bisa menggerus
modal bisnis.
Jika uang bisnis
yang seharusnya untuk operasional bisnis tidak cukup, maka akan membuat
jalannya bisnis menjadi tersendat. Dan hal ini akan menyebabkan hasil dari
bisnis tersebut akan ikut tersendat juga.
Uang hasil
penjualan sebanyak apapun, kalau tidak digunakan untuk keperluan bisnis, akan
membuat bisnis tidak berkembang. Dan parahnya jika, hal tersebut berlangsung
terus menerus atau dalam jumlah yang besar, akan menyebabkan bisnis kita
bangkrut.
Bisa kita
bayangkan, ketika sudah sa’atnya bayar tagihan yang jatuh tempo atau ada
pesanan barang dari pelanggan, sedangkan kita keuangan kita tidak mencukupi.
Bisa jadi kita tidak akan mendapat barang dari suplayer sebelum tagihan
dibayar. Dan kalau tidak ada barang untuk dijual, tidak ada bahan baku untuk
diproduksi, kita mau bisnis apa?
Ah, tenang
saja... kita kan bisa cari utangan keteman atau saudara. Ya kalau sekali dua
kali sih nggak apa-apa, tapi kalau terus terusan siapa yang mau kasih hutangan,
apalagi jika hutang yang kemarin belum dibayar. Itupun kalau yang mau dimintai
hutang punya uang lebih.
Bisa hutang di
bank koq... kan banyak marketing bank yang datang nawarin kredit. Betul
juragan.... tapi jangan lupa, berurusan dengan bank itu ada prosedurnya. Dan
itu tidak sebentar, bisa dua tiga hari, bahkan beberapa minggu, tergantung
proses yang dilakukan pihak bank.
Bisa saja sih,
ambil kredit dari selain bank yang menawarkan kredit instan, satu dua jam bisa
cair. Tapi biasanya bunganya cukup tinggi.
ilustrasi | m2.tabloidnova.com |
Seringkali kita menggunakan uang yang ada, untuk keperluan yang tidak produktif.
Kalau sedang
banyak hasil penjualannya, makan enak. Tapi kalau hasil penjualannya sedang
sepi makan seadanya. Ini sama saja membuat persoalan ganda. Penjualan sepi itu
menyedihkan, apalagi kalau tidak punya uang ketika keluarga dirumah
membutuhkan. Sudah ditempat bekerja sedih, sudah capek ... pulang kerumah mau
istirahat, eh diomeli istri karena nggak ada uang untuk beli nasi..... Sedih
berlipat....dan itu menyakitkan. Sakitnya tuh disini.... ha ha ha
Dengan memisahkan
keuangan pribadi dan keuangan bisnis. Ketika bisnis ramai kita senang dan
ketika bisnis sedang sepi kita tidak terlalu kuatir, karena kebutuhan pribadi dan keluarga
dirumah sudah terpenuhi dengan uang pribadi.
Membawa uang
dalam jumlah besar itu berbahaya, apalagi jika kita orang yang nggak tega’an. Masih
mending kalau ada yang mau punya uang untuk keperluan mendesak dan kita tidak
tega untuk menolak. Repot kalau dimintai uang sama istri untuk nambah koleksi
kalung emasnya yang sudah satu peti, kita nggak tega nolaknya. Ditawari sales elektronik, kita nggak
tega nolaknya. Apalagi kalau sales yang nawari cantik dan rayuannya maut.... ha
ha ha
Bisa-bisa uang
tersebut habis dalam waktu cepat, untuk hal-hal yang tidak produktif.... dan kita lihat apa yang akan terjadi?
Bagaimana menurut
anda?
(Jika bermanfaat,
Silahkan dishare... J )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar