Menjadi Pengusaha Instan

Seorang manager pemasaran sebuah perusahaan consumer good Nasional, merasa jenuh dengan rutinitas serta kondisi ekonomi keluarganya yang dirasa masih belum mencukupi. Walaupun gaji yang diterima cukup tinggi, ditambah dengan tunjangan dan fasilitas yang lain, namun belum cukup membuatnnya puas.

Ia termasuk seorang yang senang belajar dan membaca. Sudah banyak buku tentang bisnis dan kewirausahaan yang ia baca. Tema kewirausahaan yang menawarkan banyak kebebasan, menarik perhatiannya. Kebebasan waktu, kebebasan financial, kebebasan berekspresi, seolah menjadi solusi untuk mengatasi kejenuhan rutinitas yang menyita banyak waktu, tenaga, pikiran, dan kungkungan aturan yang membatasi kreatifitasnya, serta banyak ketidak puasan lainnya.

Semakin hari keinginannya untuk berwiraswasta, memiliki bisnisnya sendiri semakin kuat. Apalagi ia melihat banyak teman-teman seangkatannya ketika kuliah, yang ketika ia memulai karirnya sebagai karyawan juga sedang merintis bisnis mereka, sekarang sudah sukses dan terlihat lebih makmur/ kaya.

Dari hasil diskusi dengan teman-temanya yang menjadi pengusaha sukses, ia merasa yakin bahwa apa yang dilakukan teman-temannya pasti bisa ia lakukan, tidak ada yang istimewa. Bahkan teknik maupun strategi mereka, masih kalah canggih dengan yang biasa dilakukan. Karena ia selalu belajar dan mencoba menerapkan ilmu yang ia pelajari dari buku/ literatur para ahli bisnis maupun marketing. Bahkan ilmu mengenai bisnis yang terbaru pun, sudah ia kuasai. 

Menurut perhitungan berdasarkan hasil penjajakan dilapangan, ia semakin yakin jika memulai bisnisnya sendiri akan berhasil. Apalagi dengan menggarap pasar/ pelanggan yang biasa dilayaninya, serta barang dagangan yang sama (merk yang sama) dengan yang selama ini ia pasarkan, maka ia bisa bekerja seperti biasanya namun dengan status yang berbeda. Jika dulu statusnya adalah karyawan, sekarang ia menjadi seorang  pengusaha. Wow, sebuah perpindahan status yang sangat mulus.

Singkat cerita, iapun menjadi seorang pengusaha dadakan, pengusaha instan. Semua berjalan mulus sesuai dengan perhitungannya. Tanpa perlu repot mencari pelanggan baru, tinggal melayani pelanggan lama yang sudah ia kenal sejak menjadi karyawan diperusahaan. Barangnyapun sudah tersedia, karena ia tahu dimana mencari sumber barang tersebut dengan harga yang bersaing, secara legal. Sistem bisnisnya pun tinggal ia adopsi dari sistem perusahaan lama.

Namun tidak lebih dari 6 bulan kemudian, ia terpaksa harus kembali mencari lowongan pekerjaan. Ia berhenti menjadi pengusaha,  dengan berbagai alasan yang masuk akal.

Kasus yang lain, yang hampir mirip yaitu mengenai seorang manager operasional sebuah toko serba ada. Ketika ia mengelola toko tersebut dengan status sebagai karyawan, omzetnya cukup tinggi karena pembelinya cukup banyak. Bos pemilik toko sangat puas dengan hasil kinerjanya.

Karena suatu hal, pemilik toko menjual toko tersebut. Dan ia ditawari untuk membeli toko tersebut. Dengan uang simpanan yang ada, ditambah sedikit pinjaman dari pihak lain, ia bisa membeli toko tersebut. Dan proses pergantian status tersebut tidak diketahui oleh orang lain,selain mereka dan pihak-pihak terkait. Baik pembeli maupun suplayer juga tidak tahu adanya pergantian status tersebut, toh yang mengoperasionalkan toko tersebut tetap orang tersebut.

Namun hanya dalam waktu beberapa bulan, secara berlahan omzet toko tersebut menurun. Pembeli juga semakin berkurang, karena banyak barang yang kosong.

Begitu sulitkah menjadi seorang pengusaha? Memulai bisnis sendiri? Sehingga seorang mantan manajer yang berpengalaman, cerdas dan mempunyai jaringan luas, hanya bisa bertahan kurang dari 6 bulan. Dan ternyata kasus ini tidak dialami oleh 1 orang saja, tetapi dialami oleh banyak orang yang pernah bekerja sebagai karyawan dengan posisi yang tidak rendah.

Secara teknis, memulai bisnis itu mudah. Bahkan teramat mudah bagi orang-orang selevel manager. Teknik maupun strategi bisnis bisa dipelajari dalam waktu singkat. Namun seringkali orang lupa, bahwa bagian tersulit  dalam menjalankan bisnis sebenarnya adalah menata hati, merubah mindset dan mental.

Kebanyakan para karyawan yang mencoba bertranformasi menjadi pengusaha, hanya berhitung dan mempersiapkan hal-hal teknis saja. Tapi mereka lupa menyiapkan mentalnya.

Secara teknis, orang menjalankan bisnis sebagai karyawan ataupun sebagai pengusaha, tidaklah berbeda. Namun secara mental, seorang karyawan akan berbeda dengan mental seorang pengusaha.

Mulai merintis bisnis modal kecil dengan hasil yang kecil, memang tidak terlalu menarik untuk kita yang sudah punya posisi yang bagus di perusahaan. Dengan gaji, tunjangan dan fasilitas yang memadai. Namun jika kita ingin mempunyai bisnis sendiri, memulai dari bisnis kecil merupakan sarana yang bagus untuk melatih mental kita. Merubah mental dan mindset secara perlahan, lebih aman daripada merubahnya secara frontal.

logo entrepreneur university yang didirikan purdi e chandraNamun jika kita tidak sabar dengan bisnis kecil, kita bisa mencoba yang lebih besar. Akan lebih bagus jika bergabung dengan lembaga pendidikan entrepreneur semacam Entrepreneur University yang didirikan Prurdie E Chandra (pemilik jaringan bimbingan belajar Primagama, dan beberapa jaringan bisnis yang lain) atau Entrepreneur Camp yang didirikan oleh Jaya Setiadi (Pemilik beberapa perusahaan yang bergerak dibeberapa bidang usaha). Disini kita bisa banyak belajar tentang berbagai hal mengenai kewirausahaan, baik secara teknis maupun mental. Mereka juga punya semacam komunitas pengusaha, baik yang sedang memulai atau sedang mengembangkan bisnis mereka sendiri. Dengan berkumpul sesama pengusaha, kita bisa sharing berbagai hal, termasuk motivasi. Namun yang jelas, dengan sering berkumpul bersama orang-orang yang bermental pengusaha, sedikit banyak kita bisa terpengaruh.


Cara lain yang lebih mudah, yaitu dengan membeli waralaba atau franchise. Walaupun waralaba juga tidak menjamin 100% akan sukses, namun umumnya waralaba besar yang sudah mempunyai jaringan luas mempunyai sistem yang cukup bagus dan lengkap. Bahkan untuk pemilihan lokasi bisnis, mereka juga memiliki kriteria maupun suport study kelayakan. Sehingga hampir bisa dikatakan bahwa waralaba seperti ini, mempunyai tingkat keberhasilan lebih dari 90%.

Semoga artikel “Menjadi Pengusaha Instan” bisa memberi inspirasi bagi kita.



1 komentar:

PPOB NASIONAL mengatakan...

‘PELUANG USAHA MODAL SANGAT KECIL’
Bagi agan-agan yang ingin membuka usaha
Tapi bingung ingin membuka usaha apa dan hanya mempunyai modal kecil??
Tak usah bingung,silahkan buka usaha pembayaran online
“ppob /online nasional”
Satu deposit bisa melakukan transaksi berikut:
Seperti Pembayaran listrik,tiket pesawat, tiket KAI ,pln,pdam, telepon, speedy, kartu kredit, tv kabel, pulsa, kredit multifinance,voucher game, dll secara mudah, murah, namun tetap dengan dukungan teknologi yang handal dan sistem bisnis yang fleksibel dan menguntungkan.
Hanya bermodal ‘Rp.100.000,’
info lengkap Kunjungi : www.fastpay-nasional.com
Hp:081335640101

Posting Komentar

Popular Post